Dasar-Dasar Teknik Konseling Pada Remaja Teman Sebaya
Untuk menjadi teman bicara yg baik itu tidak lah sulit, yg penting bisa menerapkan teknik teknik konseling.
untuk menjadi seorang konselor yang perlu dijaga adalah "KERAHASIAN" se seorang akan merasa nyaman membicarakan Permasalahan nya atau yg lebih ngetren dengan istilah sekarang itu "CURHAT" dan membuka diri jika lawan bicaranya itu tidak comel dan membuka aib atw rahasia pribadi seseorang.
jika ingin menempatkan diri sebagai seorang konselor itu juga "Pantang Menasehati" atau bersifat menggurui seseorang. Pada prinsipnya seseorang yang memiliki masalah itu sebenarnya sudah ada pilihan yg akan di tempuh tapi ragu untuk melakukannya, atau bisa jadi masih mencari solusi dari permasalahan yang ada, seorang konselor atau teman bicara yang baik itu hanya sekedar membantu teman yang bermasalah (yang selanjutnya disebut klien) agar bisa berpikir jernih dalam mengambil keputusan dari masalah yang di hadapi.
beberapa teknik dasar konseling yg perlu diketahui dan diterapkan sebagai teman bicara yang baik dalam menghadapi teman yang bermasalah diantaranya
- Teknik Informasi
- Teknik Positif negatif
- Teknik Refleksi
1. Teknik Informasi
dalam menghadapi teman yg bermasalah atau klien terkadang permasalahan yg timbul karena kurangnya pengetahuan dalam permasa han yg di hadapi, atau bisa jadi karena pikiran yang galau sehingga tertutup pemikiran nya untuk berpikir jernih, seorang konselor bisa memberikan info alternatif pilihan atau langkah2 yg bisa ambil klien untuk memecahkan masalahnya dengan memegang prinsip tetap bukan merupakan nasehat atau bersikap mengurui agar klien harus begini atau begitu, tp dgn memberikan bbrp alternatif pilihan dan klien sendiri yg menentukan langkah yg dipilih.
2. Teknik Positif Negatif
teknik Positif negatif adalah teknik untuk memperkuat pengambilan keputusan dari beberapa opsi jalan yg di ambil agar masalah bisa di atasi.
Pada dasarnya klien yang bermasalah memiliki emosi yg labil bahkan terkadang tdk bisa berpikir rasional sebab akibat dari langkah yang
diambil. tugas konselor untuk mengarah klien agar klien mengambil langkah yg tepat dengan memaparkan sisi positif dan negatif dari tiap2 opsi pilihan yg akan di jalankan.
3. Teknik Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu :
Refleksi perasaan,
yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat memantulkan perasaan klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien. Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan adalah ….”
Refleksi pikiran,
yaitu suatu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan…”
Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien. Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan suatu…”
Agar koseling bisa berjalan lancar juga diperlukan menerapkan teknik konseling yaitu:
1. Perilaku Attending
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat :
Meningkatkan harga diri klien.
Menciptakan suasana yang aman
Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
Contoh perilaku attending yang baik :
Kepala : melakukan anggukan jika setuju
Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum
Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak antara konselor dengan klien agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan.
Tangan : variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah-ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan untuk menekankan ucapan.
Mendengarkan : aktif penuh perhatian, menunggu ucapan klien hingga selesai, diam (menanti saat kesempatan bereaksi), perhatian terarah pada lawan bicara.
singkat kata dari uraian diatas memperlihatkan kita benar2 memberikan perhatian akan setiap yg di sampaikan, dlm pembicaraan kata2 singkat yg diangap sepele tp sangat berpengaruh pada klien, seperti kata2 hmm, ya, he eh, terus dan beberapa ungkapan singkat lainnya untuk merespon cerita si klien.
2. Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien.
Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.
empati hanya ikut bisa merasakan apa yg dirasakan tp terhanyut ikut dan jd semacam mendukung atw Pro pada klien
3. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Seperti halnya pada teknik refleksi, terdapat tiga jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu
Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien yang tersimpan
Eksplorasi pikiran,
yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien. permasalahan itu seperti puncak gunung es, sepintas terlihat jelas padahal dalamnya masih byk yg tidak kelihatan
dlm banyak kasus remaja sepintas cerita masalahnya karena galau habis putus, itu masalah yg terlihat di permukaan, bila digali lagi akan ditemukan masalah tidak bisa melupankan si mantan, tp itu masih belum masalah sebenarnya, jika digali lagi intinya kebanyakan karena masih berharap pada si mantan, bagaimana gak galau klw tidak bisa melupakan, bagaimana bisa melupakan jika terus ada harapan dan selalu berharap
Eksplorasi pengalaman,
yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman-pengalaman klien.
4. Menangkap Pesan (Paraphrasing)
Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons klien terhadap konselor.
Tujuan paraphrasing adalah :
(1) untuk mengatakan kembali kepada klien bahwa konselor bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan klien;
(2) mengendapkan apa yang dikemukakan klien dalam bentuk ringkasan ;
(3) memberi arah wawancara konseling; dan
(4) pengecekan kembali persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan klien.
Contoh dialog :
Klien : ” Itu suatu pekerjaan yang baik, akan tetapi saya tidak mengambilnya. Saya tidak tahu mengapa demikian ? ”
Konselor : ” Tampaknya Anda masih ragu.”
5. Pertanyaan Terbuka (Opened Question)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.
Contoh : ” Apakah Anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan? ”
6. Pertanyaan Tertutup (Closed Question)
Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup untuk :
(1) mengumpulkan informasi
(2) menjernihkan atau memperjelas sesuatu; dan
(3) menghentikan pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang jauh.
7.Interpretasi
Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
8. Mengarahkan (Directing)
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu
9. Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas. Tujuan menyimpulkan sementara adalah untuk : (1) memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan; (2) menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap; (3) meningkatkan kualitas diskusi;
mungkin bagi sebagian konselor teori ini ada sedikit berbeda dari teori yg didapat dari pindidikan formal, itu karena ada penggabungan teori dgn praktek sebagai konselor jalannan tanpa bayaran
trims...